Random post

Friday, March 9, 2018

√ 4 Pola Puisi Mengharukan Perihal Kehidupan Manusia

4 Contoh Puisi Mengharukan Tentang Kehidupan Manusia – Puisi merupakan salah satu hasil karya dengan susunan bahasa yang mempunyai nilai estetika serta terikat akan rima dan ritma dalam bentuk tulisannya. Sehingga puisi juga bisa menimbulkan kesan imajinatif disetiap baris ataupun bait yang tersusun atas penulisannya. Di bawah ini merupakan pola kumpulan beberapa puisi mengharukan dengan tema wacana kehidupan manusia.


Meratapi Nasib Negeri


Bukalah mata dan palingkan pandangan dikejauhan sana

Ini dunia sungguh nampak kejam dan terasa perih sekali

Tiada peduli wacana keadaan yang mereka selimuti

Terlihat baik-baik saja namun tersembunyi disuasana menderita


Semakin tajam pandangan mata yang tersorotkan

Diujung negeri penuh akan mimpi-mimpi ingin tercapai

Tiada yang mendengarkan

Dan tidak tersedia jembatan untuk penyebrangan duka

Tenggelam bersama air yang berapi tak terpadami


Dipelosok negeri rakyat jelata menderita tiada henti

Mengisi lambung dengan berantakan nasi kotor dan basi

Raut wajahnya nampak tak berwarna bahkan pucat pasi

Badannya kurus kering terpengaruhi kejamnya sebuah negeri


Hidup pontang dan panting sungguh tiada arti

Gemetar jiwa dan raga hingga nasib teratapi

Dimana keadilan bahu-membahu kamu tempati

Akankah dunia yang sudah merdeka tertindaskan lagi?


Wahai kamu pemimpin bangsa

Yang cepat tangkap dan indah akan bijaksana

Bukalah mata jangan hingga sengaja terbutakan

Pekalah akan keadaan bukan senang dengan kekuasaan


Rakyat kecilmu di negeri ini sedang menangis

Segala hak tidak terpenuhi dengan pedang kepemimpinan itu

Mana janji-janji dulu yang terasa manis

Akankah terbiarkan belum dewasa bangsa jadi pengemis?

Sungguh nyaris bahkan mendekati garis berjulukan miris


Mimpi Terkubur Dalam Peti


Dihamparan luas bumi pertiwi menjadi saksi

Terlahir berjuta-juta jumlah anak negeri

Terlengkapi otak brilian dan jiwa muda semangat dimiliki

Untuk membangun segala impian tinggi di negeri


Tersadarkan dalam sebuah mimpi indah malam itu

Aku hanya membisu terpatri dan menyaksikan dengan menganga

Jeritan harapan yang tiada lagi secuil hirauan

Tangisan pilu terhampiri terus teratapi enggan menepi


Kami belum dewasa bangsa yang siap membela tanah air

Kami anak desa berhak menerima rasa yang manis

Genggaman masa depan bangsa erat di kedua tangan

Segala usaha akan siap semua dilakukan


Lagi dan lagi terus lagi

Semua tiada pembuktian dan legam ditelan lorong hitam

Tersulitkan hingga harus ternilai dengan rupiah

Menjerit dalam balutan luka di dada

Mereka tertawa dan gembira di dalam istana


Andai semua tak harus terbeli dengan harga dan benda

Dengan gembira anak negeri mencipta sebuah karya

Andai sebuah pendidikan memang sangat mencerdaskan

Mengapa dengan sulit dan hebatnya kamu mahalkan


Tengoklah sejenak para rakyat miskin yang di bawah

Deru tetesan air matanya membasahi di kedua pipi terwarnai

Napasnya tersengap akan kejamnya suatu negeri

Sungguh tiada kebahagiaan terampas dengan kamu yang berdasi




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Pengemis Tua Menangis


Berteduh dalam gubuk kecil beratap bambu rapuh

Usia renta telah menghampiri jiwa yang dulu muda

Mata sayup tak tahan lagi memandang terik mentari

Tubuhnya bungkuk terdorong akan tenggelamnya senja


Pengemis renta …

Pakaianmu compang-camping dan terkoyakkan dengan keadaan kejam

Tiada terurus lagi badan penuh tiupan bubuk menghampiri

Kau bawa wadah kecil di tangan sebagai pencari nafkah itu

Belas dan kasihan serta selalu menundukkan pandangan

Sebagai modal utama untuk menjalani pekerjaan


Di samping tumpukan sampah amis langkah sejenak terhenti

Beristirahat menikmati sisa bekas masakan bau yang terbuang

Air minum dalam kaleng bekas tak lagi tersehatkan

Dengan tangan gemetar masakan menghadap lisan kamu masukkan


Tubuh renta renta itu hanya pasrah dan tak ada peduli

Kejamnya negeri menggerogoti serta memaksa untuk menyerupai kerja rodi

Sampai mati kamu harus usaha keras sendiri

Atau nyawa melayang dengan cara tak terkasihi

Sungguh kejinya keadilan yang nampak terselimuti


Wahai engkau yang telah menjadi sosok budiman

Berbagai permasalahan nampak diantaranya kelaparan

Tiada cara terbaik kamu untuk berhenti mengentaskan

Menutup kedua pendengaran dengan rapat dari segala keluhan


Ulurkan tangan dengan dispensasi yang berisi penuh akan kekuasaan

Segala hak mereka terpenuhi dan tersamakan

Tiada lagi penindasan secara kejam di negeri ini

Demi kesejahteraan dan keutuhan NKRI


Kerasnya Sebuah Ujian


Tuhan membuat segala alam semesta dengan penuh kasih sayang

Semua terbuang dalam wadah keindahan bumi pertiwi

Setiap tepi terhiasi dengan nikmat penuh tersyukuri

Segala perbuatan terbalaskan pahala yang akan diberi


Ketika kamu hidup tanda bernyawa dan siap dimulai

Skenario telah terbuat dan tersusun rapi di langit bisu

Dalam tatanan dunia fana kamu siap dibentengi

Dengan segala ujian menyeru pada perintah yang hakiki


Saat kamu tak mengenal-Nya …

Tangan bertolak belakang dengan sesama dan tak berperikemanusiaan

Dengan kuasamu engkau rendahkan insan yang mendukungmu

Dengan rasa kesengajaan itu tergores luka dengan sembilu

Tiada lagi kata-kata baik yang terucap dari mulutmu


Dasar kuno … Miskin … Jelata

Kau punya apa untuk menandingi harta kekayaan

Sungguh kata yang sangat menyakitkan rasa

Tenggelam bersama kufur nikmat semata

Dan sang pencipta memberi hidup sungguh murka


Ketuklah hatimu mungkin ia telah berkarat akan iman

Tertutupi akan sebuah kedengkian dan p3enistaan

Omong kosong dan menyakitkan selalu terlontarkan

Pedih dan perih terasa dalam perasaan yang tak mati


Sadarlah wahai hati kamu sedang diuji

Bukan untuk dilenyapkan bersama sombongnya jati diri

Titipan semata dan bekal dikala kamu mati

Kembalilah di jalan lurus serta yang diridhoi


Baca Juga:


5 Contoh Puisi Tentang Lingkungan Sekolah

Contoh Soal Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Semester 2

Contoh Soal Bahasa Indonesia kelas 8 Sekolah Menengah Pertama Semester 1



Sumber https://ruangseni.com