Random post

Thursday, December 21, 2017

√ Definisi Tumbuhan Paku, Reproduksi, Klasifikasinya

Definisi Tumbuhan Paku, Reproduksi, & Klasifikasinya – Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan jenis flora yang terkelompokkan ke dalam divisi yang secara keseluruhan anggotanya telah mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Untuk mempertahankan keturunannya, flora paku mengalami fase reproduksi secara generatif yang sanggup terjadi dengan pemberian spora. Secara keseluruhann kelompok tumbuhan paku yang hidup di tanah mempunyai karakteristik batang sejajar terhadap tanah. Hal ini dikarenakan flora paku hidup mirip akar yang merambat atau melekat di atas permukaan tanah sehingga batang tersebut dikenal dengan istilah rizoma. Dengan adanya rizoma, flora paku sanggup menumbuhkan akar-akar lembut yang terdapat pada tubuhnya. Sebagai materi pelindungnya, batang flora paku dilapisi dengan sisik atau rambut pada permukaannya.


Pada umumnya anatomi daun dari flora paku mempunyai bentuk yang bermacam-macam diantaranya, tunggal, menyirip ganda, ataupun majemuk. Keseluruhan dari tiap helai daun disebut dengan istilah ental yang terdiri dari aneka macam macam sifat. Ental yang dihasilkan sanggup berupa ental subur dan ental mandul untuk setiap jenis masing-masing flora paku. Adapun untuk ental subur ini akan ditumbuhi sporangia pada cuilan bawah organ daun. Dengan demikian kumpulan dari beberapa sporangia disebut dengan sorus, Sedangkan kumpulan dari beberapa sorus disebut dengan istilah sori. Pada flora paku cuilan dari spora terletak dalam kotak spora (sporangium) dan terdapat sorus yang dilindungi oleh lapisan epilog permukaan yang dinamakn indusium. Bentuk dari lapisan indusium ini biasanya mirip organ ginjal pada umumnya.


A. Reproduksi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Pada jenis flora paku (Pteridophyta) sanggup melaksanakan proses reproduksi secara secual maupun asecual. Tahap perkembangbiakan flora paku sama mirip siklus reproduksi yang terjadi pada flora lumut. Dalam siklus reproduksi flora paku terjadi proses pergiliran keturunan antara generasi gametofit dengan generasi sporofit (metagenesis). Generasi sporofit pada flora paku ialah generasi yang paling lebih banyak didominasi untuk daur hidupnya. Adanya generasi gametofit dalam flora paku diperoleh dari hasil perkembangbiakan secara asecual dengan memakai spora. Adapun spora tersebut dihasilkan dari proses pembelahan sel induk spora yang sanggup terjadi pribadi dalam cuilan sporangium. Letak sporangium berada dalam sporofit (sporogonium) pada daun ataupun batang. Adapun spora flora lumut ini terdiri atas spora haploid (n) yaitu protalium dan sporofitnya ialah generasi diploid atau yang disebut dengan flora paku.


Fase pergiliran keturunan flora paku terjadi jikalau spora jatuh di derah yang sesuai untuk tumbuh dan berkembang. Selanjutnya, akan terbentuknya alat kelamin jantan dan betina yang berupa anteridium dan arkegonium. Pada masing-masing alat kelamin tersebut akan menghasilkan spermatozoid dan ovum yang akan melebur dan membentuk zigot. Setelah zigot terbentuk, maka tahap berikutnya muncullah embrio yang merupakan bakal generasi flora paku selanjutnya. Setelah dalam kondisi dewasa, flora paku melanjutkan fase pergiliran keturunan yang diawali dengan adanya sporofil dari sporofit sebagai penghasil spora yang terdapat di dalam kotak spora. Pada flora paku kotak spora ini terkumpul di dalam cuilan sorus.


B. Klasifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Tumbuhan paku terdiri atas beberapa penjabaran yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan bentuk spora yang dihasilkan, maka flora paku diklasifikasikan sebagai berikut :


a. Paku Homospora


Tumbuhan paku homospora sanggup menghasilkan satu spora yang berukuran sama besar untuk setiap masing-masing tumbuhan. Sebagai contoh, untuk jenis flora paku homospora ialah flora paku kawat (Lycopodium).




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


b. Paku Heterospora


Tumbuhan paku heterospora, sanggup menghasilkan spora sebanyak dua jenis yang mempunyai ukuran berbeda. Paku heterospora mempunyai spora yang berukuran besar makroskopis (gamet betina) dan spora yang berukuran kecil mikrospora (gamet jantan). Misal, paku rane (Selaginella) dan Semanggi (Marsilea).


c. Paku Peralihan


Paku peralihan yaitu jenis flora paku yang sanggup menghasilkan suatu spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Dengan demikian sanggup pribadi diketahui antara cuilan gamet jantan dan betina pada flora tersebut. Misal, paku ekor kuda (Equisetum)


Selain menurut bentuk sporanya, flora paku juga di klasifikasikan menurut struktur morfologinya. Adapun penjabaran flora paku menurut morfologinya yaitu sebagai berikut :


1) Paku Purba (Psilopsida)


Paku purba (Psilopsida) merupakan flora yang sanggup hidup pada kawasan tropis dan subtropis. Karakteristik dari sporofit yang terdapat dalam paku purba ini belum mempunyai organ akar sejati dan daun sejati. Secara umum daun yang terdapat pada paku purba berbentuk mirip sisik dan berukuran cukup kecil atau mikrofil. Tinggi batang paku purba mencapai 30 cm hingga 1 m dan batangnya mengalami percabangan.


2) Paku Kawat (Lycopsida)


Paku kawat hidup di derah hutan-hutan tropis dan subtropis, lalu secara keseluruhan flora ini melekat disekitar kayu dan merambat liar di tanah. Struktur dari flora kawat telah mempunyai akar, batang, dan daun yang sejati serta ukuran daun berukuran kecil dan tersusunan dengan rapat.


3) Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)


Pada umumnya paku ekor kuda hidup di habitat lembab dan beriklim subtropis. Susunan anatomi dari batang flora paku ini berruas dan pada masing-masing ruas tersebut dikelilingi oleh daun-daun kecil yang mirip sisik. Sporangium yang terdapat pada paku ekor kuda ini bisa menghasilkan satu jenis spora saja.


Sumber :

http://www.pintarbiologi.com/2016/03/tumbuhan-paku-pteridophyta-pengertian-klasifikasi-reproduksi-jenis-manfaat.html


baca Juga:


Definisi Tumbuhan Lumut & Klasifikasinya

Contoh Soal Biologi Kelas 10 Tentang Dunia Tumbuhan & Kunci Jawaban

5 Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia Bagi Kehidupan



Sumber https://ruangseni.com