Random post

Friday, July 21, 2017

√ 4 Cara Menghadapi Turunnya Harga Investasi Reksadana

Kinerja harga investasi Reksadana sedang tidak sedap. Keuntungan merosot cukup dalam. Sejak Januari 2015, return Reksadana Saham sudah turun drastis. Apa seni administrasi melawan investasi reksadana yang harganya sedang turun?


Tulisan ini bab dari Panduan Investasi Reksadana.


Kondisi yang menciptakan banyak orang ketar-ketir. Banyak yang tidurnya tidak nyenyak. Apalagi yang mengandalkan Reksadana untuk membiayai hal penting, menyerupai uang muka anak sekolah, uang muka rumah atau dana pensiun.


Apa yang perlu dilakukan menghadapi situasi ini ? Menjual, mendiamkan saja atau malah menambah investasi.


Saya ingin membuatkan apa yang saya lakukan ketika menghadapi pasar yang sedang bergejolak.


Kondisi menyerupai ini bukan pertama kali saya alami. Sudah beberapa kali gejolak ekonomi dalam 20 tahun terakhir.


Kondisi pasar keuangan yang bergejolak niscaya akan terus terjadi selama kita berinvestasi. Karena itu ialah bab dari nature siklus ekonomi.


Yang paling penting ialah bagaimana menyiapkan langkah antisipasi menghadapinya. Apa pelajaran yang dapat dipetik dari krisis sebelumnya, what’s working and what’s not working.


Kinerja Reksadana


Bagaimana citra kinerja Reksadana saham dalam 1 tahun terakhir?


Grafik berikut mengatakan perkembangan harga indeks Reksadana Saham.  Indeks ini menghitung harga – harga rata semua Reksadana saham dari waktu ke waktu.


 Apa seni administrasi melawan investasi reksadana yang harganya sedang turun √ 4 Cara Menghadapi Turunnya Harga Investasi Reksadana


Mulai awal tahun 2015 hingga sekarang, harga Reksadana saham sudah turun tajam.


Kondisi yang jauh berbeda dibandingkan tahun kemudian 2014, dikala Reksadana saham menanjak naik.


Pertanyaannya, apakah kondisi 2015 ini amat berbahaya? Sudah buruk banget-kah?


Sebaiknya, kita melihat ke beberapa tahun ke belakang. Karena investasi itu bersifat jangka menengah dan panjang, bila hanya melihat periode pendek, analisanya sangat dapat tidak akurat.


Berikut ini grafik indeks harga saham selama 5 tahun ke belakang.


 Apa seni administrasi melawan investasi reksadana yang harganya sedang turun √ 4 Cara Menghadapi Turunnya Harga Investasi Reksadana


Data ini menggambarkan hal yang berbeda.


Meskipun kondisi dikala ini sedang turun, tapi dalam demam isu 5 tahun, kinerja saham sesungguhnya masih meningkat.


Menurut saya, dalam rentang investasi jangka panjang (>= 5 tahun), kondisi kini belum mengkhawatirkan alasannya masih lebih tinggi dari tahun – tahun sebelumnya. Keuntungannya masih lebih tinggi dibandingkan harga 5 tahun lalu.


Dari sini, Anda dapat melihat bahwa rentang atau periode waktu investasi menjadi sangat kritikal. Faktor itu yang akan menentukan bagaimana harus bersikap menghadapi anjloknya nilai Reksadana.


Strategi Harga Turun


Ada sejumlah hal yang perlu kita lakukan untuk menghadapi penurunan ini.


#1 Cek Lagi Tujuan Keuangan


Ini hal yang selalu saya ulang – ulang dalam setiap tulisan. Lihat lagi tujuan keuangan Anda.


Kenapa ?


Karena tujuan keuangan menentukan instrumen yang dipilih, Reksadana apa yang dibeli dan dijual, dan tingkat risikonya.


Tujuan keuangan tetapkan jangka waktu investasi yang akan dipilih. Mau 1 bulan, 5 tahun atau bahkan 20 tahun lamanya investasi, semua diputuskan berdasarkan tujuan keuangan.


Saya sangat suka ungkapan, pakar perencana keuangan, Ligwina Hananto, “Tujuan Lo Apa”.


Jika tujuan keuangan ialah dana pendidikan anak kuliah, yang diharapkan 10 tahun lagi, gejolak turunnya nilai Reksadana bukan sesuatu yang perlu dicemaskan. Cuekin aja gejolak ini.


Dalam waktu 1 atau 2 tahun, gejolak biasanya sudah pulih kembali. Bahkan berdasarkan pengalaman harga sehabis gejolak dapat lebih tinggi dari harga sebelumnya.


Tapi, bila tujuan keuangan ialah untuk DP rumah KPR yang perlu dibayar 1 bulan lagi, Anda perlu mempertimbangkan untuk melaksanakan langkah antisipasi.


Apa saja langkah tersebut ?


#2 Merubah Komposisi Investasi


Jika dana yang kini ditempatkan di Reksadana saham ialah dana yang dibutuhkan dalam waktu dekat, Anda harus segera mereposisi posisi investasi.


Menjual dan menggantinya ke instrumen yang jaug lebih aman, menyerupai Reksadana Pasar Uang atau deposito.


Sebenarnya bila pemilihan instrumen dilakukan dengan cermat semenjak awal, tragedi ini seharusnya tidak perlu terjadi.


Tapi, kenyataannya banyak orang yang kepincut return tinggi, kemudian menentukan intrumen yang sesungguhnya tidak cocok dengan profil tujuan investasinya.


Tahun lalu, alasannya return Reksadana Saham sedang moncer-moncernya, banyak orang berbondong-bondong memindahkan dana pendidikan ke instrumen ini, tanpa berpikir akan karenanya dan apakah cocok dengan tujuan keuangan mereka. Dianggap return tinggi tersebut akan terjadi selamanya.


Tapi, ya sudahlah, nasi sudah jadi bubur.


Bukannya returnnya kecil di Deposito atau Reksadana Pasar Uang ?” Iya betul, memang kecil. Tapi itu aman.


Keamanan ialah prioritas Anda untuk kebutuhan jangka pendek.


Bukankah, pasar saham nanti akan naik lagi ya? Sayang, kalau ini dijual, saya akan merealisasikan berbagai kerugian.


Ini ungkapan orang yang enggan melepas investasinya meskipun sudah ‘berdarah-darah’ merugi. Masih berharap keajaiban akan datang.


Regret atau rasa bersalah ialah salah satu penghambat utama ketika kita akan mengambil keputusan keuangan yang tepat. Ini ialah temuan penting riset behavioural economy, yang gres – gres ini memenangkan hadiah nobel ekonomi.


Buat saya, lebih baik kita mengambil keputusan yang ‘pahit’ tapi sempurna dibandingkan berandai-andai (‘andaikan pasar saham naik lagi’) yang terang – terang tidak pasti.


#3 Tambah Investasi


Jika dalam langkah diatas, saya menganjurkan untuk segera pull-out. Disini, saya meminta untuk melaksanakan hal yang sebaliknya.


Segera tambah investasi Anda.


Tingkatkan jumlah Reksadana yang dibeli setiap bulan. Stay the course, jangan dijual.


Kok berani ?


Ini dilakukan untuk Anda yang punya tujuan investasi diatas 5 tahun. Kaprikornus khusus yang tujuan keuangan jangka panjang.


Karena dalam jangka panjang harga saham punya kecenderungan (ingat: tidak ada yang niscaya dalam investasi) meningkat.


Berdasarkan pengalaman di tahun 2008, ketika krisis lebih dahsyat melanda di bursa saham, butuh sekitar 2 tahun untuk harga saham pulih kembali. Dan yang penting, harga saham pulih ke tingkat yang lebih tinggi dari sebelum krisis.


Bayangkan bila cepat-cepat menjual (padahal kebutuhan dana masih lama), hanya gara-gara panik, kerugian niscaya terjadi alasannya menjual di dikala harga turun (cut loss) dan kehilangan kesempatan menikmati kenaikkan harga saham.


Saya pernah melihat teman-teman di sebuah kantor, yang dikala tragedi pasar saham anjlok di 2008, akhir panik menyaksikan nilai investasi turun drastis, mereka merubah instrumen dana pensiun (DPLK) dari Reksadana Saham ke Reksadana Pasar Uang.


Padahal, dana pensiun itu masih dibutuhkan mereka sekitar 10 hingga dengan 15 tahun lagi.


Akibatnya, ketika pasar saham pulih, mereka kehilangan kesempatan mendapat kenaikkan harga saham. Nilai investasi DPLK mereka dikala ini terancam tidak cukup untuk pensiun alasannya pertumbuhan return Reksadana Pasar Uang tidak berbeda dengan inflasi.


Jadi, intinya harga saham yang turun itu akan kembali naik. Hanya saja, tidak ada yang tahu pasti, kapan timing kenaikkan harga tersebut.


Makanya, daripada pusing menganalisa kapan waktu yang sempurna untuk beli, lebih baik melaksanakan investasi secara rutin.


Justru harga yang sedang murah adalah kesempatan emas untuk dapat memborong unit Reksadana dalam jumlah besar.


Kalau harga turun lagi, gimana ? ya beli lagi. Bagaimanapun juga nanti pada suatu titik harga akan rebound.


Yang penting, dana yang dipakai ialah untuk jangka panjang sehingga tidak perlu ditarik ketika harga sedang jatuh.


#4 Mengatur Pengeluaran


Kenapa perlu kembali lagi ke pengaturan keuangan. Karena dalam kondisi penurunan ekonomi, ini langkah yang paling efektif.


Tidak jarang ada yang dananya tertanam di instrumen yang sedang turun nilainya, sehinga either uangnya sulit dicairkan (jadi tidak likuid) or nilai investasi menjadi rendah. Sementara, ada kebutuhan mendesak, misalnya, uang muka anak sekolah yang tidak dapat ditunda.


Dalam kondisi semacam ini, penghematan ialah langkah paling cepat yang dapat dilakukan untuk menutupi kerugian investasi.


Melihat lagi apakah ada pos – pos pengeluaran yang masih dapat dihemat.


Kesimpulan


Kondisi ekonomi dan pasar saham yang sedang dihajar topan dikala ini niscaya menimbulkan rasa resah dan khawatir di kita semua, terutama yang punya uang di Reksadana dan saham.


Tapi problem anjloknya harga investasi bukan hal yang tidak dapat diatasi.


Saya mengajukan 4 cara menghadapi situasi harga investasi Reksadana yang kurang erat ini. Yang paling penting, jangan terburu-burut menjual, apalagi menjual dengan panik. Pastikan dulu tujuan keuangan Anda.


Saya sudah pernah melihat dan menghadapi problem turunnya investasi saham dalam beberapa kesempatan sepanjang dekade lalu. Dan dapat keluar dengan selamat, asalkan mengambil langkah yang tepat.


Semoga bermanfaat untuk kita semua.


Ingin tahu lebih jauh, baca juga artikel: Panduan Jual Beli Reksadana; Beli Reksadana Mulai Rp 100 ribu; Gratis E-Book Reksadana.


GRATIS Daftar 5 Reksadana Saham Terbaik



Sumber https://duwitmu.com