MENUMBUHKAN SEMANGAT KETERBUKAAN DAN KEJUJURAN
Museum safwan Idris di Darussalam
Hancur ditelan gempa tsunami
Kalau disini semua umat Islam
Jawablah salam sesuai amanat nabi
Alhamdulillahi rabbil alami. Washolatuwassalamu `alasrofil anbiyai walmursalin. Waala alihi washohbihi ajmain. Ama`ba`du.
Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja dan puji serta syukur ke hadlirat Allah swt lantaran dengan rahmat serta hidayahnya kita sanggup berkumpul di ruangan yang mulia ini dengan keadaan sehat wal afiat. Shalawat beserta salam semaga terlimpahcurahkan kepada hakim tertinggi anti korupsi kongkalikong dan manipulasi yakni Habibana Wanabiyana Muhammad SAW tak lupa kepada keluarganya kepada tabi`it tabiinnya dan mudah-mudahan kepada kita selaku umatnya.
Yang saya hormati para dewan juri yang begitu adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Yang saya hormati ibu-ibu, bapak-bapak, serta rekan-rekan sekalian yang hadir di daerah ini. Pada kesempatan ini dihadapkan rekan-rekan sekalian, saya akan membawakan pidato dengan tema “Keterbukaan dan Kejujuran”.
Rekan-rekan, dijaman kini ini keterbukaan dan kejujuran nampaknya sudah menjadi barang yang langka. Padahal menyerupai kita ketahui lebih banyak didominasi penduduk Indonesia yakni muslim. Sejatinya seorang muslim yakni pengemban risalah dalam kehidupan, oleh lantaran itu hendaklah bermuamalah dengan akhlaq yang mulia nan tinggi, dengan watak mulia pasti jelaslah kemuliaan seorang muslim dari yang lainnya.
Di antara akhlaq mulia yang semestinya menghiasi seorang muslim, namun kerap ditinggalkan, padahal dengannyalah seseorang mencicipi hakikat cinta, dengannya pula terbangun persahabatan yang sejati nan diridhoi. Akhlaq itu yakni jujur dalam berkata dan berinfak serta keterbukaan, lantaran dengan kejujuran dan keterbukaan seorang muslim akan merasa tentram, dan menghantarkankan kepada kehidupan serasi yang berakhir di jannatullah.
Lantas apakah hakekat kejujuran dan keterbukaan itu?, Jujur adalah, selarasnya khabar dengan realita, baik berupa perkataan atau perbuatan. Oleh lantaran itu kita katakan, apabila perkataan selaras dengan kenyataan maka itulah kejujuran dengan lisan, dan apabila perbuatan tubuh selaras dengan hati maka itulah kejujuran dengan perbuatan. Sedangkan keterbukaan yakni perilaku toleran dan mau mendapatkan segala saran serta kritik.
Kebiasaan berlaku jujur dan terbuka hendaknya dilaksanakan dalam berbagai segi kehidupan, baik dalam konteks sebagai hamba yang berafiliasi dengan sang Khaliq, ataupun dalam konteks sebagaimana layaknya insan dengan sesamanya, menyerupai jujur dalam memegang amanah kepemimpinan, dalam jual beli, berumah tangga,ber patner dalam bekerja, baik di instansi pemerintahan ataupun swasta, dll. Sehingga tertutuplah pintu kecurangan, penipuan, kecemburuan, prasangka buruk, bahkan KKN sekalipun.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, serta rekan rekan yang sekalian. Sungguh indah negeri ini kalau kejujuran dan keterbukaan dilaksanakan. Dengan kejujuran dan keterbukaan takkan ada korupsi, kongkalikong dan nepotisme yang menjadikan negara ini terpuruk dalam krisis moral dan krisis ekonomi. Dengan kejujuran dan keterbukaan, Indonesia akan bangun dan menjadi negara yang disegani di dunia.
Oleh lantaran itu, pada kesempatan ini saya mengajak rekan-rekan untuk membudayakan hidup dengan kejujuran dan keterbukaan. Asal ada niat, Insya Allah kita akan sanggup untuk melaksanakannya.
Rupanya hanya ini saja yang saya sanggup sampaikan, mohon maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan di hati bapak, ibu dan rekan-rekan semua.
Wabillahitaufik walhidayah waridlo wal inayah wassalam`alaikum wr.wb.
Sumber http://selalusiapbelajar.blogspot.com