Random post

Sunday, January 8, 2017

√ Laporan Pendahulian (Lp) Tetanus

LAPORAN PENDAHULUAN


1)      Pengertian
Tetanus ialah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani (Kapita Selekta Kedokteran)

2)      Etiologi
Clostridium tetani yang hidup anaerob, berbentuk spora, tersebar di tanah, terdapat di kawasan yang kotor, besi berkarat hingga pada tusuk sate bekas, mengeluarkan eksotoksin.

3)      Manifestasi Klinis
Masa inkubasi 5-14 hari tetapi sanggup juga hingga beberapa ahad pada nanah yang ringan. Penyakit ini biasanya timbul mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan keher. Dalam waktu 48 jam penyakit menjadi kasatmata dengan terlihat :
§  Trismus (kaku rahang, sukar membuka lisan lebar-lebar), lantaran spasme otot-otot mastikatoris (otot pengunyah)
§  Kaku kuduk hingga opistotonus (karena ketegangan otot-otot erektor trungki)
§  Ketegangan otot dinding perut (perut kaku menyerupai papan)
§  Kejang tonik terutama bila dirangsang lantaran toksin yang terdapat di kornu anterior
§  Kesukaran menelan, gelisah, gampang terangsang, nyeri kepala, nyeri anggota badan, sering merupakan tanda-tanda dini
§  Spasme yang khas yaitu tubuh kaku dengan opistotonus, ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuat. Anak tetap sadar. Spasme mula-mula intermiten diselingi periode relaksasi. Kemudian serangan lebi sering disertai rasa nyeri
§  Asfiksia dan sianosis terjadi tanggapan serangan pada otot pernapasan dan laring. Retensi urin sanggup terjadi lantaran spasme otot uretal. Dapat juga terjadi fraktur kolumna vertebralis lantaran kontraksi otot yang sangat berpengaruh (pada waktu sedang kejang)
§  Panas biasanya tidak tinggi, kalau timbul demam tinggi yang biasanya terjadi pada stadium final merupakan prognosis yang buruk
§  Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang kala peninggian tekanan cairan otak
Menurut beratnya tanda-tanda sanggup dibedakan dalam 3 stadium :
1.      Trismus (3 cm) tanpa kejang tonik umum meskipun dirangsang
2.      Trismus (3 cm atau lebih kecil) dengan kejang tonik umum bila dirangsang
3.      Trismus (1 cm) dengan kejang tonik umum spontan

4)      Komplikasi
1.      Spasme otot faring yang menjadikan terkumpulnya air liur didalam rongga lisan dan keadaan ini memungkinkan terjadinya aspirasi serta sanggup menjadikan pneumonia aspirasi
2.      Asfiksia
3.      Atelektasis lantaran obstruksi sekret
4.      Fraktur kompresi

5)      Penatalaksanaan
1.      Pemberian antitoksin tetanus
Pengobatan spesifik dengan ATS 20.000 U/hari selama 2 hari berturut-turut secara intramuskular dengan didahului oleh uji kulit dan mata. Untuk hypertet 3000 IU secara intramuskular.
2.      Antikonvulsan dan penenang
Bila kejang ahli sanggup diberikan fenobarbital dengan takaran awl : untuk anak umur kurang dari 1 tahun 50 mg dan untuk anak umur 1 tahun atau lebih diberikan 75 mg, dilanjutkan dengan takaran 5 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 6 dosis

§  Diazepam dengan takaran 4 mg/kg/BB/hari, dibagi 6 dosis. Bila perlu IV
§ Largatil dengan takaran 4 mg/kgBB/hari dibagi 6 dosis. Bila kejang sukar diatasi diberikan kloralhidrat 5% dengan takaran 50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 takaran secara per-rektal
3.      Penatalaksanaan luka
Eksisi dan debridemen luka yang dicurigai harus segera dikerjakan 1 jam sehabis terapi sera (pemberian antitoksin tetanus), kalau memungkinkan dicuci dengan perhydrol, luka dibiarkan terbuka untuk mencegah keadaan anaerob. Bila perlu disekitar luka sanggup disuntikan ATS
4.      Pemberian antibiotika
p3nsilin prokain 50.000 U/kgBB/hari intramuskular diberikan 3 hari hingga demam turun
5.      Penanggulangan kejang
Dengan proteksi anti kejang yang memadai maka kejang sanggup dicegah.
Pemberian anti kejang
Jenis obat
Dosis anak-anak
Dosis orang dewasa
Fenobarbital (Luminal)
Mula-mula 60-100 mg IM
Kemudian 6 x 30 mg per oral
Maksimum 200 mg/hari
3 x 10 mg IM
Klorpromazin (Largactil)
4-6 mg/kg BB/hari, mula-mula IM, lalu per oral
3 x 25 mg IM
Diazepam (Valium)
Mula-mula 0,5-1 mg/kg BB IM, lalu per oral 1,5-4 mg/kg BB/hari, dibagi 6 dosis
3 x 10 mg IV
Klorhidrat
-
3 x 500-1000 mg per rektal
 Bila kejang belum juga teratasi, sanggup dipakai pelemas otot (muscle relaxant) ditambah alat bantu pernapasan (ventilator)
6.      Perawatan penunjang
Yaitu dengan tirah baring, diet per sonde, dengan asupan sebesar 100 kalori/kg BB/hari, bersihkan jalan nafas secara teratur, berikan cairan infus dan oksigen, awasi dengan secama tanda-tanda vital, trismus, asupan/keluaran.
7.      Pencegahan komplikasi
Mencegah anoksia otak dengan :
§  Pemberian anti kejang sekaligus mencegah laringospasme
§  Jalan nafas yang memadai, bila perlu lakukan intubasi (pemasangan tuba endotrakheal) atau lakukan trakheotomi berencana
§  Pemberian oksigen
Mencegah pneumonia dengan membersihkan jalan nafas yang teratur, pengaturan posisi penderita berbaring, proteksi antibiotika
Mencegah fraktur vertebra dengan proteksi anti kejang yang memadai



Sumber http://macrofag.blogspot.com